BIDANG USAHA
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN KEBUN
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini seluruh sektor usaha dalam
upaya menghitung kelayakan suatu usaha dimulai dengan melaksanakan suatu Studi
Kelayakan, Pembangunan perusahaan perkebunan pada suatu lokasi harus
dilakukan dahulu studi kelayakannya, agar didapat keadaan senyatanya keuntungan
dan kerugian yang didapat apabila perusahaan akan menginvestasikan dananya guna
membangun sebuah perkebunan, bukan hanya pada penilaian agronomis saja tetapi
juga analisa financial perlu di bahas agar di dapat analisa kelayakan
pembangunan kebun apakah akan di lanjutkan atau tidak.
Penilaian kesesuaian adalah tahapan
penelitian lahan untuk penggunaan tertentu dari lahan tersebut, hal mana
faktor-faktor pembatas penggunaan lahan diidentifikasikan, kemudian
dilakukan cara-cara untuk mengatasi atau menekan faktor-faktor pembatas
sedemikian rupa sehingga tercapai produktivitas lahan yang optimal.
Sejumlah faktor yang diperhatikan
dalam penilaian kesesuaian lahan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman yang disebut faktor
pembatas pertumbuhan tanaman
antara lain meliputi jumlah curah hujan, ketinggian di atas permukaan laut,
bentuk daerah atau topografi, jenis tanah serta sifat-sifat fisik dan kimianya.
Karakteristik lahan yang digunakan
untuk penilaian kesesuaian lahan adalah berdasarkan kriteria fisik lahan De Boer (1987). Karakteristik kimia (kecuali pH) secara langsung tidak
dipergunakan dalam penilaian, mengingat kesuburan tanah dapat diperbaiki.
Karakteristik kimia tanah akan menjadi dasar untuk pertimbangan peningkatan
produktivitas tanaman, khususnya dalam Pembangunan Perkebunan Kelapa
Sawit
Setiap kelas kesesuaian lahan (KKL)
dicirikan oleh sejumlah faktor pembatas tertentu yang akan menentukan
produksi dari tanaman yang diusahakan. Di samping penilaian KKL secara aktual maka dinilai juga KKL potensialnya. KKL aktual ditentukan berdasarkan kepada
parameter-parameter lahan sesuai dengan kondisi lahan pada saat survey
dilakukan, sedangkan KKL potensial adalah
kelas lahan setelah dilakukan perbaikan terhadap faktor pembatas yang ada.
KKL potensial dapat dikaitkan langsung
dengan rata-rata potensi
produksinya. Dengan perbaikan faktor pembatas dan penerapan
kaidah-kaidah pengelolaan kebun yang baku ,
diharapkan target produksi potensial dapat tercapai, yang di kaitkan dengan
investasi keuangan, apakah pembangunan investasi perkebunan dapat dilaksanakan
atau tidak, kelayakan bukan saja pada aspek agronomi saja, tetapi juga
aspek investasi keuangan, sosial budaya dan lain sebagainya yang menjadi satu
kesatuan hasil dari studi kelayakan bisnis.
Jadi pengertian studi kelayakan bisnis
adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum,
sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua
digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk
mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda
dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan biasanya digolongkan
menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu
perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang
menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada
laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek
tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau
keuntungan ekonomis.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan studi kelayakan
bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek
hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua
digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk
mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau
ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan biasanya digolongkan
menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu
perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang
menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada
laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek
tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau
keuntungan ekonomis.
C. KERANGKA ACUAN KERJA
Penyusunan Studi Kelayakan ini mengacu
kepada Kerangka Acuan Studi Kelayakan Pengembangan Proyek Perkebunan yang
ditetapkan oleh PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013
D. SASARAN /TARGET
Tujuan dan Target dalam Studi
Kelayakan ini adalah Melakukan kegiatan & penelitian langsung ke
dalam lokasi calon kebun kelapa sawit dengan tujuan mendapatkan data yang lebih
akurat seperti data tanam tumbuh, data tanah berupa kondisi fisik dan kimia
tanah, pH tanah, ketinggian tempat, keadaan vegetasi areal berupa semak
belukar, belukar konversi, kondisi alang-alang dan hutan sekunder. Vegetasi
dominan ladang masyarakat berupa tanaman buah tahunan dan tanaman perkebunan
tahunan. Topografi areal yang disurvey serta bentang alam pendukung misalnya
kondisi akses jalan, sumber air berupa sungai dan areal dataran. Sumber daya
pendukung lainnya juga seperti kondisi sosial ekonomi masyarakat.
E. PELAKSANA
PEKERJAAN
PT. Global Mapindo Konsultan
Perkebunan Kelapa Jalan Jend Sudirman Kompleks Perkantoran Sudirman Raya
Blok C No 10 Tangkerang Tengah-Kotamadya Pekanbaru-28285 Riau- Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar