Senin, 19 Mei 2014

Pembangunan Perkebunan

BIDANG USAHA
PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT



I. PENDAHULUAN

Pembangunan perkebunan kelapa sawit adalah membangun dan merencanakan tata ruang dalam kebun dan afdeling yang   terbagi dalam tahun tanam, material tanaman, blok, pembibitan, jaringan jalan, saluran air, lokasi pabrik, kantor, perumahan, bangunan sosial, sarana olah raga yang digambarkan dalam peta induk (ploting design).
Pelaksanaan pekerjaan pengukuran untuk  mengetahui luas dan batas batas lahan yang berseberangan  yang mengacu pada ketentuan teknis pengukuran tanah untuk mendapatkan detail planimetris (X,Y) dan kartographis.
Pelaksanaan yang tak kalah pentingnya adalah pembanguna kebun itu sendiri yang dimulai dari kegiatan, Landclearing, Pembibitan, Pengawetan tanah, Penanaman, dan pemeliharaan

A. MAKSUD DAN TUJUAN

    1.   Maksud :       
Merencanakan tata ruang dalam kebun dan afdeling yang   terbagi, tahun tanam, material tanaman, blok, pembibitan, jaringan jalan, saluran air, lokasi pabrik, kantor, perumahan, Fasilitas umum dan Fasilitas Sosial yang digambarkan dalam peta induk (ploting design)
    2.   Tujuan :
Sebagai pedoman tahapan kegiatan pelaksanaan yang berkesinam bungan efektif dan efisien.

B.    KERANGKA ACUAN KERJA

Penyusunan Due Deligence ini mengacu kepada PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013 

C.    SASARAN /TARGET 

Tujuan dan Target dalam kegiatan   ini adalah untuk memberikan arah pembangunan sesuai dengan kaidah agronomi dan mengefektifkan dan meng efisienkan anggaran pembangunan  kebun yang telah di gariskan

D.   PELAKSANA PEKERJAAN

PT. Global Mapindo  Konsultan Perkebunan Kelapa Jalan Jend Sudirman Kompleks Perkantoran Sudirman Raya  Blok C No 10 Tangkerang Tengah-Kotamadya Pekanbaru-28285 Riau- Indonesia

II. RUANG LINGKUP
 A. DISAIN DAN TATA RUANG

Ialah kegiatan Merencanakan tata ruang dalam kebun dan afdeling yang   terbagi, tahun tanam, material tanaman, blok, pembibitan, jaringan jalan, saluran air, lokasi pabrik, kantor, perumahan, bangunan sosial, sarana olah raga yang digambarkan dalam peta induk (ploting design)  Sebagai pedoman tahapan kegiatan pelaksanaan yang berkesinambungan efektif dan efisien
  1. Sistem Jaringan Jalan
  2. Kantor dan Pemukiman
  3. Pabrik
  4. Pembibitan
  5. Afdeling dan Blok
  6. Pengawetan TanaH

B. LAND CLEARING

Pembukaan lahan atau landclearing  adalah pembukaan lahan untuk keperluan lain nya sepert perkebunan, transmigrasi, pertanian dan lain sebagainya.Pembukaan lahan merupakan komponen biaya inventasi disamping pembibitan yang telah dibicarakan. Tahapan-tahapan pekerjaan sudah tertentu sehingga jadwal kerja harus harus dilaksanakanb secara konsekwen. Keterlambatan suatu pekerjaan diselesaikan akan berlarut pada pekerjaan lain sehingga akan menambah biaya. Tantangan yang dihadapi cukup banyak misalnya alam ( gangguan cuaca, hewan liar, dan lain-lain ), biaya yang harus berkesinambungan, sumber daya manusia yang harus tersedia serta alat-alat beserta suku cadangnya.
  1. Membabat / Imas
  2. Menumbang
  3. Merencek
  4. Merumpuk
  5. Membersihkan areal
  6. Perun mekanis
  7. Cincang Jalur

C. PEMBIBITAN

Lokasi Pembibitan ditentukan pada Tanah/arealnya rata/datar. Jika areal datar tidak diperoleh dapat juga digunakan areal bergelombang atau berbukit namun perlu dibuat teras-teras yang disesuaikan dengan kemiringannya asal saja jaringan penyiramannya mampu mencapai tempat tertinggi atau terjauh. Dekat dengan sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun. Bibit perlu disiram 2 kali sehari jika tidak turun hujan yaitu dari pagi sampai pukul 11.00 wib siang dan sore mulai pukul 16.00 wib. Bibit memerlukan banyak air yaitu 0,25 – 2 liter tergantung dari umur dan kondisi bibit. Air harus bersih dan tidak beracun. Dekat dengan areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah lokasi untuk mengurangi biaya angkutan bibit.. Drainasenya baik/arealnya tidak tergenang Aman dari gangguan hama berupa binatang besar maupun serangga, dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi Dekat dari sumber tanah untuk pengisi kantong plastik (top soil) karena tiap kantong besar membutuhkan 20-25 kg tanah

D. PENANAMAN

Keteraturan tanaman dalam posisi maupun kerapatan tiap hektar sangat diperlukan untuk memudahkan pengelolaan tanaman, terutama dalam hal pemanenan, pemeliharaan dan perlakuan teknis argonomisnya. Pada areal bebukit dengan kemiringan dan panjang lereng yang bervariasi diperlukan sistematika khusus agar diperoleh keteraturan tersebut.
Karena pada saat penanaman, cara penanaman yang tepat sering disesuaikan terutama apabila areal yang harus dibuka cukup luas.
Dalam kegiatan penanaman beberapa tahapan yang harus dilakukan seperti :
  1. Memancang
  2. Lubang Tanam
  3. Persiapan Bibit
  4. Pengangkutan dan Pengeceran Bibit
  5. Menanam
  6. Konsolidasi
  7. Penyisipan

E. PERAWATAN TBM

Setelah Tanaman seleai di tanam pekerjaan selanjutnya adalah perawatan TBM mulai dari TBM 0 sampaidengan TBM 3 atau menjlang TM 1, sebelum serah terima pekerjaan pengawasan pembangunan  kepada pemberi kerja, adapun Tahap yang dilakukan pengawasan pada tanaman TBM ini adalah sebagai berikut :
  1.  Rawat Gawangan,
  2.  Pembuatan dan garu Piringan
  3.  Pembuatan Pasar Pikul atau Jalan Panen
  4.  Pembuatan Parit Cacing
  5.  Sensus Tanaman
  6.  Pemupukan
  7.  Kastrasi
  8.  Tapak Kuda dan Benteng

F. SISTEM PELAPORAN

Sistem pelaporan dilakukan secara kontinyu kepada owner minimal  1 kali dalam 1 bulan, dimana konsultan menempatkan  anggota konsultan untuk mengawasi pekerjaan pembangunan perkebunan kelapa sawit agar sesuai dengan kaidah kaidah perkebunan, dan investasi yang ditanamkan dapat secara tepat dikelola dengan baik.
Dan Pada akhir periode pekerjaan dibautkan berita acara serah terima pekerjaan dari pihak konsultan kepada pihak investor/owner/pemberi kerja, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar