BIDANG USAHA
PERAWATAN PERKEBUNAN
I. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Pembangunan perusahaan perkebunan pada suatu lokasi harus
dilakukan dengan memakai kaidah kaidah agronomi yang baik dan sesuai dengan SOP
yang telah di tetapkan, hal ini untuk menghindari terjadinya pembengkakan biaya
atau urutan pekerjaan sesuai dengan rotasi kerja yang tidak berjalan
Produktifitas tanaman tidak terlaksana dengan baik, karena
beberapa kendala yang tidak disajikan secara actual oleh pelaksana dilapangan
baik mulai dari tingkatan terendah (karyawan harian) maupun sampai level
tertinggi (Site manager), yang akan berdampak tidak efektif dan efisensi
penggunaan anggaran pada item pekerjaan, tetapi juga rendahnya produksi kebun
dari masa ke masa.
Pengertian produktivitas secara umum adalah menghasilkan
lebih, dengan kata lain lebih baik, optimal dalam jumlah kerja yang sama dari
usaha manusia yang ikeluarkan (Glaser, 1996). Produktivitas dapat didefenisikan
sebagai perbandingan antara totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan
totalitas masukan selama periode tersebut, atau suatu tingkat efesiensi dalam
memproduksi barang atau jasa (Filippo, 1994).
Atas dasar tersebutlah perlu dilaksanakan evaluasi
menyeluruh terhadap system dan subsistem yang diterapkan di kebun apakah sesuai
dengan standar operasional procedure yang ada, penyimpangan di sengaja atau
kelalaian ataukah kendala alam yang terjadi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud :
Melaksanakan pengechekan lapangan baik secara administrasi
maupun secara aplikasi seluruh pekerjaan dengan membandingkan kedua nya, agar
pekerjaan dilaksanakan sesuai standard operasional procedure yang ditetapkan
2. Tujuan :
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pekerjaan di
lapangan apakah sesuai dengan SOP atau tidak, adakah penyimpangan, ataukah
kendala alam yang terjadi, agar dapat diketahui keadaan senyatanya/actual
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
B. KERANGKA ACUAN KERJA
Penyusunan Due Deligence ini mengacu kepada PERATURAN
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013
C. SASARAN /TARGET
Tujuan dan Target dalam kegiatan ini adalah
untuk memberikan arah pekerjaan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan kaidah
agronomi dan mengefektifkan serta meng efisienkan anggaran
pembangunan kebun yang telah di gariskan
D. PELAKSANA PEKERJAAN
PT. Global Mapindo Konsultan Perkebunan Kelapa Jalan
Jend Sudirman Kompleks Perkantoran Sudirman Raya Blok C No 10 Tangkerang
Tengah-Kotamadya Pekanbaru-28285 Riau- Indonesia
II. METHODOLOGI
Metodologi pelaksanaan Perawatan perkebunan kelapa sawit
menggunakan beberapa tehnik dan studi antara lain :
A, TEMPAT DAN WAKTU
Tempat dan waktu pelaksanaan checking/control lapangan
adalah pada afdeling dan blok yang ditentukan secara acak, dengan terlebih
dahulu dilakukan desk studi terhadap akar permasalahan yang ada berdasarkan
sumber sumber sumber informasi, dan dilaksanakan pada hari kerja, dengan
ditemani seorang Asisten atau pun mandor sebagai penanggung jawab lapangan
B. DESAIN METHODE
Methodologi pelaksanaan kontrol lapangan di disain
untuk mengetahui akar permasalah yang sesungguhnya terhadap areal
kerja/afdeling/blok, agar pengambilan keputusan dapat segera dilaksanakan
sesuai permaslahannya
C. TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Pengambilan data dalam pelaksanaan ini menggunakan cara :
- Dengan
menggunakan daftar isian format/form yang telah disiapkan, terhadap blok
sampel penelitian
- Tanya Jawab,
tehnik ini dilakukan kepada penanggung jawab lapangan, seperti Asisten dan
Mandor lapangan.
- Tehnik
Dokumentasi, agar pelaksanaan pengisian daftar isian dan proses
pengumpulan data tersebut dapat dipertanggung jawabkan, seluruh areal
kontrol/studi dilakukan dokumentasi agar tidak timbul permasalahan
terhadap pelaksanaan cheking lapangan.
- Melaksanakan
Cross Check kepada penaggung jawab site, akar permasalah yang didapat
dilapangan, untuk perbaikan kedepannya.
D. PELAPORAN
Memberikan laporan kepada pemebri kerja, apa yang telah dan
belum dilakukan di site dalam proses pekerjaan sesuai standar SOP yang
ditetapkan, sehingga managemen dapat mengambil suatu keputusan dengan
klarifikasi site.
III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
A. RAWAT GAWANGAN
1. Rawat Gawangan Manual
Yang dimaksud dengan gawangan adalah permukaan tanah antara
barisan tanaman yang ditumbuhi gulma
2. Dongkel Anak Kayu (DAK)
Yaitu pencabutan tanaman berkatu (Melastoma) atau tanaman
yang mampu bertahan akarnya didalam tanah (talas) dan dibuang
3. Babat Gawangan
Babat Gawangan yaitu rumput-rumputan atau pakisan yang mana
tidak terkendali karena tidak ada tanaman Lcc.
4. Poles Gulma Kayu
Poles gulma kayu yaitu Gulma berkayu yang sulit didongkel
karena Ukuran diameter batang diatas 2 cm s/d 10 cm
5. Rawat Mekanis
yaitu dengan menggunakan Roller pakis untuk mencacah batang
gulma terutama pakis-pakisan.
6. Rawat Gawangan Chemist
Perawatan atau pemeliharaan gawangan secara Chemist atau
menggunakan bahan kimia yang di rekomendasikan untuk gulma tanaman kelapa sawit
Perawatan gawangan dengan kimia tanpa merusak tanaman kelapa sawit. Dan secara
kontiniu harus dilakukan
B. PERAWATAN PIRINGAN
Kondisi piringan harus bebas gulma atau tanaman kacangan
penutup tanah (LCC) tidak membelit tanaman kelapa sawit, pada TBM tidak di
benarkan membersihkan piringan dengan menggunakan bahan kimia atau herbisida
karena bisa menimbulkan partenogenesis pada buah akibat daun sawit terkena
racun semprotan sehingga meristematis tanaman berputar dan rusak.
C. PERAWATAN JALAN RINTIS
Perawatan jalan rintis digunakan pada saat panen, atau
pemupukan dan atau untuk pelaksanaan control lapangan oleh mandor maupun
asisten.
D. PEMBUATAN TPH
Pembuatan TPH (tempat Pengumpulan Hasil) adalah tempat para
pemanen menempatkan hasil panen nya untuk memudahkan pengangkutan ke pabrik
E. PERAWATAN TANAMAN
1. Kastrasi dan Sanitasi
Kastrasi artinya pembuangan buah-buah kecil pada TBM
sehingga dapat mempercepat perkembangan vegetatif dan menghasilkan tanaman yang
lebih seragam dan produksi yang sehat.
2. Pruning
Menjaga jumlah pelepah sesuai dengan kondisi umur tanaman
dan memperoleh tanaman yang sehat
3. Penyakit Tanaman
Penyakit tanaman sangat fluktuatif menyerang tanaman. Namun
sangat penting untuk mengidentifikasi serangannya.
4. Hama Tanaman
Hama tanaman sangat fluktuatif menyerang tanaman. Namun
sangat penting untuk mengidentifikasi serangannya.
F. PERAWATAN INFRA STRUKTUR
1. Perawatan Jalan
Kebutuhan jalan disesuaikan dengan kondisi lahan pada areal
datar panjang jalan utama baik pada lahan datar, berkontur, maupun gambut
2. Perawatan Parit Drainase
Perawatan parit pada intinya adalah untuk menjaga kondisi
lingkungan kebun agar tidak kebanjiran pada musim penghujan, atau kekeringan
pada musim kemarau, sehingga perlu dilaksanakan tata kelola manajemen drainase.
3. Tanda dan Penamaan Blok Tanaman
Pemberian tanda blok dan batas-batas, berguna untuk semua
proses pembangunan dan pemeliharaan kebun serta produksi. Sebagai data dasar
kebun.
G. PEMUPUKAN
Pemupukan adalah komponen biaya produksi yang paling besar
yaitu sekitar 6o % dari biaya pemeliharaan tanaman atau sekitar 20 % dari total
biaya produksi. Pengaruh pemupukan baru terlihat 1-2 tahun setelah aplikasi.
1. Tanaman Belum Menghasilkan
Program pemupukan di lokasi TBM yang belum bisa dilakukan
LSU, didasarkan pada analisa tanah, pengalaman sebelumnya (empiris) dan
memperhatikan kondisi tanaman dengan gejala defisiensi unsur hara. Jadwal
pemupukan di lokasi TBM.
2. Tanaman Menghasilkan
Malaksanakan pengontrolan terhadaop aplikasi pemupukan yang
telah di standardisasikan di lapangan, dosis, waktu, dan jumlah tenaga kerjanya
H. PANEN
Panen adalah pemungutan (pemetikan) hasil dari pohon sawit,
pelaksanaan pemanenan harslah sesuai dengan kaidah sistem pemanenan yang telah
ditetapkan/SOP, baik tingkat kematangan /Fraksinya, Cara Pemanennya, Pemungutan
hail panen, Kebersihan hasil panen, dan lain sebagainya.
BAB III. EVALUASI
A. EVALUASI
Mengetahui secara detail dan akurat kualitas dan kuantitas
kondisi setiap pohon, lingkungan, prasarana sarana dan luas areal pertanaman
yang mempengaruhi performance perkebunan tersebut. Dengan mengetahui secara
detail kondisi tersebut, diharapkan mampu menguasai dengan baik hulu
permasalahan yang ada, dengan demikian dapat menggambarkan kualitas serta kuantitas
tanaman dan diharapkan semua masalah yang dapat menyulitkan losses dan
tingginya biaya eksploitasi bisa diminimalkan, berakibat nilai output dari
tanaman dikemudian hari dapat ditingkatkan antara lain dapat berupa
potensi produksi (ton/ha/thn) kondisi lingkungan sarana dan prasarana
akhirnya dapat meningkatkan kualitas atau grade perkebunan tersebut.
Dengan melaksanakan pe”ngecekan” secara acak pada areal
kerja (blok dalam afdeling) dengan di bantu dan di saksikan oleh Asisten
tentang keadaan areal yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga para asisten
bukan hanya menguasai permasalahan lapangan juga mengetahui kualitas pekerjaan
yang telah di lakukan oleh para mandor, sehingga dapat melaksanakan perbaikan
perbaikan, dan apabila sesuai dengan criteria, agar tetap menjaga sesuai dengan
kualitas yang telah di capai. Bagi Manager dan Management dapat di
ketahui kualitas pelaksanaan pekerjaan yang ada di lapangan, sehingga dapat
mengambil suatu keputusan yang akurat sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
B. LINGKUP EVALUASI
Lingkup evaluasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan
adalah berpedoman pada ketentuan yang telah di tetapkan berdasarkan SOP yang di
serahkan ke pihak managemen
- Memeriksa dan
mempelajari dokumen pelaksanaan Pekerjaan di lapangan. yang akan dijadikan
dasar dalam pengawasan pekerjaan
- Mengecek
pemakaian bahan, peralatan dan tenaga kerja yang di sesuaikan dengan
output di lapangan realisasi dan volume fisik pekerjaan
- Mengumpulkan
data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi
- Menyelenggarakan
rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan Mingguan dan laporan
Bulanan pekerjaan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, Laporan
harian, Mingguan dan Bulanan pekerjaan yang dibuat oleh Asisten atau
mandor
- Menyusun laporan
Kemajuan Pekerjaan, Pemeliharaan pekerjaan, dokumntasi pekerjaan
yang akan di laporkan kepada managemen.
- Menyelenggarakan
rapat dengan manajemen hasil pelaksanaan pekerjaan di Lapangan
C. PELAPORAN
Pelaporan hasil inspeksi di lapangan di buatkan dalam bentuk
tabel dan matrik (terlampir) matrik tersebut menggambarkan kondisi
lapangan, kendala yang di hadapi, juga arahan perbaikan yang di mungkinkan,
serta memberikan target tenggat waktu penyelesaian, juga dalam bentuk
domumentasi baik foto maupun video kondisi aktual lapangan yang telah di
laksanakan inspeksi pengawasan dan pengamatan, sehingga hasil dapat di
pertanggung jawabkan.
Hallo selamat sore..
BalasHapusnama saya aprid
saya ingin menanyakan cara merawat agar tanaman kelapa sawit yang kecil yang terkena dampak racun garlon tidak mati
bagaimana caranya ya kak?
daun2 sudah mulai menguning dan juga ada yang sudah mati akibat dari racun garlon yang tidak sengaja kami berikan.
mohon tanggapannya kak, terimakasih.