Senin, 19 Mei 2014

Perawatan Kebun

BIDANG USAHA
PERAWATAN PERKEBUNAN



I. PENDAHULUAN
A.   PENDAHULUAN

Pembangunan perusahaan perkebunan pada suatu lokasi harus dilakukan dengan memakai kaidah kaidah agronomi yang baik dan sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan, hal ini untuk menghindari terjadinya pembengkakan biaya atau urutan pekerjaan sesuai dengan rotasi kerja yang tidak berjalan
Produktifitas tanaman tidak terlaksana dengan baik, karena beberapa kendala yang tidak disajikan secara actual oleh pelaksana dilapangan baik mulai dari tingkatan terendah (karyawan harian) maupun sampai level tertinggi (Site manager), yang akan berdampak tidak efektif dan efisensi penggunaan anggaran pada item pekerjaan, tetapi juga rendahnya produksi kebun dari masa ke masa.
Pengertian produktivitas secara umum adalah menghasilkan lebih, dengan kata lain lebih baik, optimal dalam jumlah kerja yang sama dari usaha manusia yang ikeluarkan (Glaser, 1996). Produktivitas dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama periode tersebut, atau suatu tingkat efesiensi dalam memproduksi barang atau jasa (Filippo, 1994).
Atas dasar tersebutlah perlu dilaksanakan evaluasi menyeluruh terhadap system dan subsistem yang diterapkan di kebun apakah sesuai dengan standar operasional procedure yang ada, penyimpangan di sengaja atau kelalaian ataukah kendala alam yang terjadi.

B.   MAKSUD DAN TUJUAN

1.   Maksud :       
Melaksanakan pengechekan lapangan baik secara administrasi maupun secara aplikasi seluruh pekerjaan dengan membandingkan kedua nya, agar pekerjaan dilaksanakan sesuai standard operasional procedure yang ditetapkan
2.   Tujuan :
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan SOP atau tidak, adakah penyimpangan, ataukah kendala alam yang terjadi, agar dapat diketahui keadaan senyatanya/actual sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

B.    KERANGKA ACUAN KERJA
Penyusunan Due Deligence ini mengacu kepada PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013 

C.    SASARAN /TARGET 
Tujuan dan Target dalam kegiatan   ini adalah untuk memberikan arah pekerjaan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan kaidah agronomi dan mengefektifkan serta  meng efisienkan anggaran pembangunan  kebun yang telah di gariskan

D.   PELAKSANA PEKERJAAN
PT. Global Mapindo  Konsultan Perkebunan Kelapa Jalan Jend Sudirman Kompleks Perkantoran Sudirman Raya  Blok C No 10 Tangkerang Tengah-Kotamadya Pekanbaru-28285 Riau- Indonesia

II. METHODOLOGI
Metodologi pelaksanaan Perawatan perkebunan kelapa sawit menggunakan beberapa tehnik dan studi antara lain :

A,   TEMPAT DAN WAKTU
Tempat dan waktu pelaksanaan checking/control lapangan adalah pada afdeling dan blok yang ditentukan secara acak, dengan terlebih dahulu dilakukan desk studi terhadap akar permasalahan yang ada berdasarkan sumber sumber sumber informasi, dan dilaksanakan pada hari kerja, dengan ditemani seorang Asisten atau pun mandor sebagai penanggung jawab lapangan

B.    DESAIN METHODE
Methodologi  pelaksanaan kontrol lapangan di disain untuk mengetahui akar permasalah yang sesungguhnya terhadap areal kerja/afdeling/blok, agar pengambilan keputusan dapat segera dilaksanakan sesuai permaslahannya

C.    TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Pengambilan data dalam pelaksanaan ini menggunakan cara :
  1. Dengan menggunakan daftar isian format/form yang telah disiapkan, terhadap blok sampel penelitian
  2. Tanya Jawab, tehnik ini dilakukan kepada penanggung jawab lapangan, seperti Asisten dan Mandor lapangan.
  3. Tehnik Dokumentasi, agar pelaksanaan pengisian daftar isian dan proses pengumpulan data tersebut dapat dipertanggung jawabkan, seluruh areal kontrol/studi dilakukan dokumentasi agar tidak timbul permasalahan terhadap pelaksanaan cheking lapangan.
  4. Melaksanakan Cross Check kepada penaggung jawab site, akar permasalah yang didapat dilapangan, untuk perbaikan kedepannya.
 D.   PELAPORAN
Memberikan laporan kepada pemebri kerja, apa yang telah dan belum  dilakukan di site dalam proses pekerjaan sesuai standar SOP yang ditetapkan, sehingga managemen dapat mengambil suatu keputusan dengan klarifikasi site.

III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A.   RAWAT GAWANGAN
1. Rawat Gawangan Manual
Yang dimaksud dengan gawangan adalah permukaan tanah antara barisan tanaman yang ditumbuhi gulma

 2.  Dongkel Anak Kayu (DAK) 
Yaitu pencabutan tanaman berkatu (Melastoma) atau tanaman yang mampu bertahan akarnya didalam tanah (talas) dan dibuang

 3.  Babat Gawangan
Babat Gawangan yaitu rumput-rumputan atau pakisan yang mana tidak terkendali karena tidak ada tanaman Lcc.

 4.  Poles Gulma Kayu
Poles gulma kayu yaitu Gulma berkayu yang sulit didongkel karena Ukuran diameter batang diatas 2 cm s/d 10 cm

5.  Rawat Mekanis 
yaitu dengan menggunakan Roller pakis untuk mencacah batang gulma terutama pakis-pakisan.

 6. Rawat Gawangan Chemist
Perawatan atau pemeliharaan gawangan secara Chemist atau menggunakan bahan kimia yang di rekomendasikan untuk gulma tanaman kelapa sawit Perawatan gawangan dengan kimia tanpa merusak tanaman kelapa sawit. Dan secara kontiniu harus dilakukan

B.    PERAWATAN PIRINGAN
Kondisi piringan harus bebas gulma atau tanaman kacangan penutup tanah (LCC) tidak membelit tanaman kelapa sawit, pada TBM tidak di benarkan membersihkan piringan dengan menggunakan bahan kimia atau herbisida karena bisa menimbulkan partenogenesis pada buah akibat daun sawit terkena racun semprotan sehingga meristematis tanaman berputar dan rusak.

C.    PERAWATAN JALAN RINTIS
Perawatan jalan rintis digunakan pada saat panen, atau pemupukan dan atau untuk pelaksanaan control lapangan oleh mandor maupun asisten.

 D.  PEMBUATAN TPH
Pembuatan TPH (tempat Pengumpulan Hasil) adalah tempat para pemanen menempatkan hasil panen nya untuk memudahkan pengangkutan ke pabrik

E.    PERAWATAN TANAMAN    
1.  Kastrasi dan Sanitasi
Kastrasi artinya pembuangan buah-buah kecil pada TBM sehingga dapat mempercepat perkembangan vegetatif dan menghasilkan tanaman yang lebih seragam dan produksi yang sehat.

2. Pruning
Menjaga jumlah pelepah sesuai dengan kondisi umur tanaman dan memperoleh tanaman yang sehat

 3.  Penyakit Tanaman
Penyakit tanaman sangat fluktuatif menyerang tanaman. Namun sangat penting untuk mengidentifikasi serangannya.

4.  Hama Tanaman
Hama tanaman sangat fluktuatif menyerang tanaman. Namun sangat penting untuk mengidentifikasi serangannya.

F.    PERAWATAN INFRA STRUKTUR
1. Perawatan Jalan
Kebutuhan jalan disesuaikan dengan kondisi lahan pada areal datar panjang jalan utama baik pada lahan datar, berkontur, maupun gambut

2.  Perawatan Parit Drainase
Perawatan parit pada intinya adalah untuk menjaga kondisi lingkungan kebun agar tidak kebanjiran pada musim penghujan, atau kekeringan pada musim kemarau, sehingga perlu dilaksanakan tata kelola manajemen drainase.

3. Tanda dan Penamaan Blok Tanaman
Pemberian tanda blok dan batas-batas, berguna untuk semua proses pembangunan dan pemeliharaan kebun serta produksi. Sebagai data dasar kebun.
  
G.   PEMUPUKAN
Pemupukan adalah komponen biaya produksi yang paling besar yaitu sekitar 6o % dari biaya pemeliharaan tanaman atau sekitar 20 % dari total biaya produksi. Pengaruh pemupukan baru terlihat 1-2 tahun setelah aplikasi.

 1. Tanaman Belum Menghasilkan
Program pemupukan di lokasi TBM yang belum bisa dilakukan LSU, didasarkan pada analisa tanah, pengalaman sebelumnya (empiris) dan memperhatikan kondisi tanaman dengan gejala defisiensi unsur hara. Jadwal pemupukan di lokasi TBM.

2. Tanaman Menghasilkan
Malaksanakan pengontrolan terhadaop aplikasi pemupukan yang telah di standardisasikan di lapangan, dosis, waktu, dan jumlah tenaga kerjanya

H.   PANEN
Panen adalah pemungutan (pemetikan) hasil dari pohon sawit, pelaksanaan pemanenan harslah sesuai dengan kaidah sistem pemanenan yang telah ditetapkan/SOP, baik tingkat kematangan /Fraksinya, Cara Pemanennya, Pemungutan hail panen, Kebersihan hasil panen, dan lain sebagainya.

BAB III. EVALUASI
A.   EVALUASI
Mengetahui secara detail dan akurat kualitas dan kuantitas kondisi setiap pohon, lingkungan, prasarana sarana dan luas areal pertanaman yang mempengaruhi performance perkebunan tersebut. Dengan mengetahui secara detail  kondisi tersebut, diharapkan mampu menguasai dengan baik hulu permasalahan yang ada, dengan demikian dapat menggambarkan kualitas serta kuantitas tanaman dan diharapkan semua masalah yang dapat menyulitkan losses dan tingginya biaya eksploitasi bisa diminimalkan, berakibat nilai output dari tanaman dikemudian hari dapat ditingkatkan antara lain dapat berupa  potensi produksi (ton/ha/thn) kondisi lingkungan sarana dan prasarana akhirnya dapat meningkatkan  kualitas atau grade perkebunan tersebut.  
Dengan melaksanakan pe”ngecekan” secara acak pada areal kerja (blok dalam afdeling) dengan di bantu dan di saksikan oleh Asisten tentang keadaan areal yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga para asisten bukan hanya menguasai permasalahan lapangan juga mengetahui kualitas pekerjaan yang telah di lakukan oleh para mandor, sehingga dapat melaksanakan perbaikan perbaikan, dan apabila sesuai dengan criteria, agar tetap menjaga sesuai dengan kualitas yang telah di capai. Bagi Manager dan Management  dapat di ketahui kualitas pelaksanaan pekerjaan yang ada di lapangan, sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang akurat sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. 

B.    LINGKUP EVALUASI
Lingkup evaluasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan adalah berpedoman pada ketentuan yang telah di tetapkan berdasarkan SOP yang di serahkan ke pihak  managemen
  1. Memeriksa dan mempelajari dokumen pelaksanaan Pekerjaan di lapangan. yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan
  2. Mengecek pemakaian bahan, peralatan  dan tenaga kerja yang di sesuaikan dengan output di lapangan realisasi dan volume fisik pekerjaan
  3. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi
  4. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan Mingguan dan laporan Bulanan pekerjaan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, Laporan harian, Mingguan dan Bulanan pekerjaan yang dibuat oleh Asisten atau mandor
  5. Menyusun laporan Kemajuan Pekerjaan,  Pemeliharaan pekerjaan, dokumntasi pekerjaan yang akan di laporkan kepada managemen.
  6. Menyelenggarakan rapat dengan manajemen hasil  pelaksanaan pekerjaan di Lapangan

C.    PELAPORAN

Pelaporan hasil inspeksi di lapangan di buatkan dalam bentuk tabel dan matrik (terlampir)   matrik tersebut menggambarkan kondisi lapangan, kendala yang di hadapi, juga arahan perbaikan yang di mungkinkan, serta memberikan target tenggat waktu penyelesaian,  juga dalam bentuk domumentasi baik foto maupun video  kondisi aktual lapangan yang telah di laksanakan inspeksi pengawasan dan pengamatan, sehingga hasil dapat di pertanggung jawabkan.

1 komentar:

  1. Hallo selamat sore..
    nama saya aprid
    saya ingin menanyakan cara merawat agar tanaman kelapa sawit yang kecil yang terkena dampak racun garlon tidak mati
    bagaimana caranya ya kak?
    daun2 sudah mulai menguning dan juga ada yang sudah mati akibat dari racun garlon yang tidak sengaja kami berikan.
    mohon tanggapannya kak, terimakasih.

    BalasHapus