Senin, 19 Mei 2014

Pabrik Kelapa Sawit

BIDANG USAHA


Term Of Reference Studi Kelayakan Pembangunan PKS

PENGERTIAN INVESTASI PKS

Sebelum melaksanakan pembangunan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) harus mempunyai  daya dukung  bahan baku yang cukup untuk pelaksanaan prosesnya,  berdasarkan  perkiraan  potensi  produksi,  maka  kapasitas pabrik dapat dihitung.  Dengan asumsi tiga shift kerja perhari (20 jam kerja perhari) dengan 25 hari kerja perbulan serta kapasitas produksi maksimum  yang disesuaikan  dengan produksi bulanan diperhitungkan sebesar  10,5%,  maka untuk  mengolah  seluruh  produksi  TBS tersebut akan dibutuhkan pabrik dengan kapasitas minimal (6.000 ha x 20 ton TBS/ha x 10,5%) : (25 hari x 20 jam) = 22,5 ton TBS/jam.   Tanaman kelapa  sawit  tenera  unggul  yang  bersumber  dari  Pusat  Penelitian Kelapa Sawit dapat menghasilkan 23 - 28 ton TBS/ha/tahun   Dengan tingkat produktivitas yang demikian, dapat diperoleh sekitar 5.5 - 7,5 ton CPO dan 0,5 ton minyak inti sawit/ha/tahun pada tingkat oil extraction rate (rendemen CPO) 23 – 26% dan kernel extraction rate (rendemen inti) 6,5 – 8% (Asmono et al., 2001).

Pemilihan lokasi pabrik ini dilakukan dengan memperhitungkan adanya batasan- batasan yang umum berlaku antara lain mengenai penggunaan sumber air dari sungai agar dapat mensuplai kebutuhan air untuk pengelolaan sepanjang tahun. Topografi yang ideal untuk pabrik dipilih yang  datar  namun  demikian  pembuatan  loading  ramp  dibutuhkan tempat yang lebih tinggi dari unit rebusan sehingga  perlu dilakukan penimbunan.


Lokasi yang dipilih harus memiliki daya dukung tanah yang cukup baik karena tanah harus mampu menopang semua bangunan dan peralatan pabrik  yang  dibangun diatasnya. Disamping  itu lokasi  pabrik  harus bebas banjir dan memiliki drainase vang baik. Pertimbangan lain yang diperhatikan  adalah arah angin yang sering terjadi di lokasi sedapat mungkin   asap   dari   cerobong   pabrik   tidak   mencemari   udara   di lingkungan komplek permukiman  karyawan  atau penduduk  sekitamya termasuk tingkat kebisingannya.


Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah unit ekstraksi  minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dari TBS kelapa sawit. Pengembangan  tanaman  kelapa  sawit selalu  disertai  dengan pembangunan   pabrik.     Hal  ini  disebabkan   minyak   sawit mudah mengalami  perubahan  kimia dan fisika selama minyak dalam tandan dan pengolahan.   Perencanaan  pembangunan  pabrik haruslah selaras dengan rencana penanaman dan rencana produksi TBS.


Menurut SK Menteri Pertanian No.107/Kpts/2000, sebuah pabrik kelapa sawit   (PKS)   hanya   dapat   didirikan   apabila   pcrusahaan   tersebut mempunyai kebun yang mampu memasok 50 % dari kapasitas PKS yang akan dibangun (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2004).

B. POINT TAHAPAN SURVEY
     1.  Bahan Baku
Bahan Baku merupakan unsur pokok dalam sebuah produk yang akan di hasilkan, semakin baik bahan baku maka semakin baik produk yang dihasilkan,  begitu pola ketersediaan  nya, sebab pembangunan  sebuah pabrik merupakan investasi yang padat modal  dan  memerlukan  dana  yang  cukup  besar,  serta  man power yang akan di pergunakan  sehingga analisa pembangunan sebuah  pabrik  dalam  hal ini PKS (Pabrik  Kelapa  Sawit)  juga harus mencakup analisa ketersediaan bahan baku antara lain :

  • Jenis Buah Sawit yang dihasilkan
  • Kualitas Tandan Buah yang akan di olah
  • Usia Produktif tanaman
  • Transportasi angkut buah

    2. Aksesibilitas

Dalam tahap aksesbilitas dilihat jarak (akses angkut buah dari kebun  dan masyarakat sekitar)  letak  geografis  kearah  jalan utama  ke  pelabuhan terdekat,  juga  menghindari pemakaian jalan yang bukan milik perusahaan untuk menghindari berbagai konflik yang mungkin terjadi.

   3. Tata Letak
Untuk  mendirikan  suatu  pabrik  perlu  dilakukan  penataan  di dalamnya  atau disebut  juga  sebagai  tata letak  pabrik.  Dalam tata letak pabrik Ada 3 (tiga) hal yang perlu diatur layout-nya, yaitu Tata letak Pabrik, Tata letak kantor dan Tata Perumahan.
  • Jembatan timbang
  • Penerimaan TBS dan penimbangan (Loading ramp)
  • Bangunan Pabrik
  • Tangki Timbun CPO
  • Kolam penyediaan air
  • Kolam Limbah
  • Bangunan Kantor
  • Laboratorium
  • Bengkel
  • Tempat ibadah dan pos jaga.
  • Perumahan

   4. Mesin mesin dan perlatan per station antara lain :

  • Timbangan
  • Loading Ramp
  • Rebusan
  • Rail Track/Lori
  • Threshing
  • Conveyor-conveyor dan elevator
  • Digester dan Pressing
  • Crude Oil Tank
  • Continuous Clarifier Tank
  • Pompa pompa
  • Cake Breaker Conveyor
  • Fibre Cyclone
  • Kernel Plant
  • Boiler
  • Engine room (panel panel)
  • Water Treatment/Water Intake
  • Effluent Treatment
    5. Kesehatan

Dari  aspek  kesehatan   pembangunan   harus  mengacu   pada kaidah lingkungan dan  Iklim  sebagai penentuan  Rona  Awal  sangat berpengaruh terhadap keberadaan  Pabrik yakni

  • Arah angin dan Kecepatan angin
  • Tingkat kebisingan
  • Smelty/polusi bau kolam limbah)
  • Arah effluent pond

    6. Lokasi dan Topograpi  Survey

  • Tanah  (Fisik  tanah  gambut  atau  mineral  dan  type tanahnya berdasarkan peta Satuan Peta Tanah)
  • Suitable Tanah Mineral atau Gambut
  • Run Flow air pada musin penghujan (Level ketinggian dari sungai)
  • Tingkat pemadatan atau timbun tanah
  • Kecukupan air untuk proses produksi dan perumahan (penentuan Outlet Air, kecepatan air, debit air sungai, kedalaman sungai, panjang sungai. Kejernihan air)
  • Kejernihan dan tingkat campuran air sungai (kualitas air
  • visual)
  • Topografi (peta top dan SPT)
  • Luasan Areal lokasi Pabrik dan lingkungan pendukung
  • Leveling tanah Pabrik

  7. Ekonomi dan sosial

  • Keberadaan   Pabrik,   jarak   dari   pemukiman   warga minimal
  • Pemanfaatan aliran sungai bagi masyarakat
  • Support material yang ada.
  • Sosial ekonomi masyarakat sekitar dan ketersedian ManPower Lokal


D. ANALISA INVESTASI DAN KELAYAKAN INVESTASI

Analisa investasi wajib dilakukan, bukan hanya dalam kelayakan secara tehnis  tetapi aspek  investasi pun wajib di analisa agar di dapat suatu kesimpulan terhadap studi yang dilaksanakan, komponen yang di analisa adalah sebagai berikut :

    1. Investasi

Dalam studi ini, diasumsikan bahwa untuk membiayai pembangunan Pabrik kelapa sawit diperoleh dua macam sumber pembiayaan, yaitu: 

  • Modal sendiri (Equity Capital) dari PEMILIK MODAL, dan 
  • Modal berupa kredit investasi dan modal kerja dari pemerintah melalui mekanisme DIP. Perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri (debt/equity ratio) yang disarankan adalah 30/70 dengan tujuan untuk menekan jumlah biaya pinjaman selama tahun-tahun pertama operasi. Jumlah pinjaman yang terlalu besar dibandingkan dengan modal sendiri akan mengakibatkan beban bunga yang terlalu berat, sehingga dapat membahayakan likuiditas maupun profitabilitas perusahaan pengelola proyek. 

Biaya operasional tahunan dihitung untuk mempermudah para pemrakarsa dan pihak ketiga yang berkepentingan untuk mengkaji prospek finansial perkebunan kelapa sawit ini di masa mendatang. Dalam menghitung biaya oparasional tahunan ini digunakan asumsi asumsi:

  • harga-harga bahan baku dan penolong pada dasarnya tidak akan berubah secara berarti; 
  • hal yang serupa berlaku untuk upah langsung, gaji, dan biaya overhead; 
  • Biaya Pemeliharaan peralatan dan mesin mesin
  • harga jual minyak CPO  tidak akan berubah secara berarti; dan 
  • Inflasi dalam negeri akan mempengaruhi harga jual produk dan biaya langsung secara sepadan.

Dalam kajian ini juga meninjau faktor besarnya harga produk (terutama harga jual TBS) dan besarnya biaya investasi, dan apabila biaya project investasi lebih besar dari pada pendapatan yang di rencanakan maka proyek ini bukanlah merupakan suatu competitive investment, sehingga rencana proyek tersebut sebaiknya tidak perlu dilaksanakan, tetapi begitu pula sebaliknya, dan oleh sebab itu di perlukan kajian finansial atas rencana investasi project sehingga akan di temukan suatu nilai value ada atau tidak (layak atau tidak layak) memberikan insentif yang cukup menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada proyek tersebut. Sehingga, lebih baik mereka memilih alternatif investasi lain yang bisa memberi manfaat yang lebih baik di masa mendatang.

    2. Kelayakan Investasi

Kelayakan proyek pembangunan kebun  kelapa  sawit  dilihat berdasarkan tingkat return proyek itu sendiri, kreteria kelayakan  investasi yang disiapkan dalam laporan ini adalah Net Present Value (NPV) serta Internal Rate of Return (IRR) dan B/C Ratio (Benefit  per Cost  Ratio). Dari  hasil data data dan analisa perhitungan tersebut dapat menunjukkan  menunjukkan  bahwa IRR  yang  diperoleh lebih besar atau ebih kecil   dibandingkan dengan suku bunga komersil yang  ditetapkan.

Analisa sensitifitas untuk proyek pembangunan kebun kelapa sawit mengunakan dua (2) variable yang dianggap berpengaruh terhadap kelayakan  proyek tersebut, ke 2 variabel tersebut adalah variabel  tersebut adalah variable kenaikan project  cost, variable penurunan harga jual CPO. Dari hasil analisa sesitifitas menunjukkan bahwa variable  perubahan harga jual agak sensitive terhadap proyek, sedangkan kenaikan project cost kurang sensitive terhadap proyek ini.

    3. Kapasitas Olah Pabrik

Berdasarkan dari sumber bahan baku yang ada adalah salah satu factor penentu dalam menentukan kapasitas olah suatu pabrik, baik itu dari kebun sendiri maupun dari lingkungan masyarakat maupun koperasi yang akan menjadi mitra kerja hal ini perlu diperhatikan agar kapasitas olah pabrik dapat sesuai dengan keadaan sumber bahan baku dan penghitungan break even point dapat dicapai dalam waktu yang tepat


E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dari aspek umum, legalitas, aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek pasar kelapa sawit, aspek teknik, sosial ekonomi, Tata Letak, Kapasitas Olah produksi dan ketenagakejaan, maka rencana pembaguanan pabrik kelapa sawit  dapat disimpulan bahwa pembangunan perkebunan tersebut  L A Y A K dengan Kapasitas Olah ….. MT/H atau TIDAK LAYAK  untuk dilaksanakan.

Foto Udara

BIDANG USAHA


TERM OF REFERENCE POTRET/FOTO UDARA
I.  PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengingat dinamika pemanfaatan dan penggunaan lahan yang demikian cepat maka diperlukan data citra/Peta penutupan lahan yang terkini / uptodate dan mampu menggambar objek lebih detail, agar pekerjaan tepat sasaran, efektif dan efisien.  Peta Citra Foto Udara akan membantu mengidentifikasi, menganalisis berdasarkan data vegetasi, yang akan mengurangi waktu dan sumber daya untuk melakukan cheking lapangan, selain itu hidrologi, pemukiman, tanah dan infrastruktur, akan mudah dipetakan menggunakan  Foto Udara.

Selama lebih dari satu dekade, para praktisi di bidang survei dan pemetaan hanya memiliki sedikit pilihan jika ingin memanfaatkan data satelit. Produk-produk yang lazim dipakai adalah data LANDSAT, SPOT, dan NOAA. Dalam batas-batas tertentu, ketiga jenis data satelit tersebut memang memadai. Data NOAA ideal untuk mengkaji kondisi iklim dan cuaca yang mencakup areal yang luas misalnya satu negara, data LANDSAT sering dipakai untuk mengkaji penutupan lahan dalam satu propinsi atau bahkan satu pulau, sedangkan data SPOT dapat lebih detail lagi yakni satu kabupaten dengan skala 1:25.000.

B.    CITRA
Kebutuhan untuk mengelola suatu lahan dengan baik adalah kebutuhan yang sangat mendesak saat ini. Ketersediaan lahan makin terbatas dan persinggungan kepentingan antar masyarakat, investor dan keseimbangan ekologi memunculkan permasalahan pengelolaan lahan yang kompleks. kepentingan masyarakat harus dilindungi, di sisi lainnya kegiatan investasi korporasi yang menggerakkan perekonomian juga harus berjalan dengan baik, sementara keseimbangan ekologi harus dijaga, oleh karena itu. Kompleksitas pengelolaan lahan yang sangat rumit tersebut dapat diurai menjadi unit-unit analisa yang lebih sederhana dan terukur dengan alat bantu berupa Citra atau Peta dengan Resolusi Tinggi.

Citra Satelit adalah hasil pemotretan dari luar angkasa (satelit), bisa berupa foto biasa maupun foto inframerah (berdasarkan panas). Tentu saja ini dilakukan dari satelit. Citra satelit telah berkembang pesat dalam waktu sepuluh tahun terakhir. Satelit mampu merekam gambar permukaan bumi dengan tingkat kerincian tinggi dan hampir menyamai pencitraan dari pesawat udara sebelumnya. Diawali dengan Satelit Ikonos resolusi 0,82 m kemudian QuickBird resolusi 0,6 m, dan saat ini puluhan satelit komersial beresolusi tinggi telah mengorbit untuk menghimpun data permukaan bumi dalam kualitas yang sangat bagus. 

  • Kelemahan yang sangat menonjol adalah pada saat pembelian/order citra satelit Terdapat tiga opsi pembelian data Citra Satelit Ikonos yaitu pembelian data arsip, data update, serta data perekaman terbaru (Select Tasking).
  • Data arsip merupakan data citra satelit yang mempunyai tanggal perekaman lebih dari 90 hari dari hari ini. Sedangkan data  update merupakan data citra satelit yang mempunyai tanggal perekaman kurang dari 90 hari dari hari ini (Select Tasking) yaitu jika pada area order tidak ada data arsip citra satelit atau data citra satelit  tutupan awannya terlalu besarsehingga diperlukan pengambilan citra baru.
Citra Foto Udara adalah hasil pemotretan suatu daerah dari ketinggian, namun masih dalam lingkup ruang atmosfer. Misalnya pemotretan dari balon udara, helikopter, pesawat terbang, pesawat tanpa awak dan lain sebagainya.  Keuntungannya disini adalah gambar lebih jelas, detail dan uptodate, serta cepatnya proses pengambilan dan pengolahan data

Permasalahan muncul ketika user menginginkan data detail dengan resolusi yang tinggi,  murah, cepat, dan bebas penutupan awan, sehingga dapat di identifikasi secara visual dengan jelas, beberapa alternatif penyedia data resolusi tinggi antara lain, Ikonos, Quickbird, satellite Geo Eye, Satelit Worldview-2 dan Potret Udara.


   1.  Quickbird 

Kemunculan QUICKBIRD memberi harapan baru bagi praktisi di bidang Perencanaan Wilayah/Perkotaan, Pertambangan, Pertanian, Perkebunan, Transportasi, Advertising, Utilitas, Telekomunikasi, Broadcasting, dan semua pihak yang membutuhkan data akurat dan detail.
Keunggulan QUICKBIRD adalah mampu menyajikan data dengan resolusi hingga 61 cm. Dengan resolusi setinggi ini, sebuah lokasi permukiman dapat diidentifikasi per individu bangunan
Quickbird merupakan satelit penginderaan jauh yang diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 di California, U.S.A. Dan mulai memproduksi data pada bulan Mei 2002. Quickbird diluncurkan dengan 98ยบ orbit sun-synchronous dan misi pertama kali satelit ini adalah menampilkan citra digital resolusi tinggi untuk kebutuhan komersil yang berisi informasi geografi seperti sumber daya alam.

Satelit Quickbird mampu untuk men-download citra dari stasiun three mid-latitude yaitu Jepang, Itali dan U.S (Colorado). Quickbird juga memperoleh data tutupan lahan atau kebutuhan lain untuk keperluan GIS berdasarkan kemampuan Quickbird untuk menyimpan data dalam ukuran besar dengan resolusi tertinggi dan medium-inclination, non – polar orbit.

Setelah meng-orbitselama 90 hari, Quickbird akan memperoleh citra dengan nilai resolusi, Panchromatic sebesar 61 cm dan Multispectral sebesar 2.44 meter. Pada resolusi 61 cm bangunan, jembatan, jalan-jalan serta berbagai infrastruktur lain dapat terlihat secara detail. Quickbird dapat digunakan untuk berbagai aplikasi terutama dalam hal perolehan data yang memuat infrastruktur, sumber daya alam bahkan untuk keperluan pengelolaan tanah (manajemen, pajak). Sedangkan untuk keperluan industri, citra Quickbird dapat memperoleh cakupan daerah yang cukup luas sebesar 16.5 km atau 10.3 mil. Satelit Quickbird,  memperoleh gambar hitam dan putih dengan resolusi 61 cm dan gambar berwarna (4 band) dengan resolusi 2,44 m dengan luas permukaan sebesar 16,5 km x 16,5 km
 
Peta Hasil Pemotretan Quickbird 0,6 m
    
 2.  Ikonos
IKONOS diluncurkan oleh SPACE IMAGING, Sebuah Perusahaan AS, pada tahun 1999. IKONOS merupakan satelit komersial pertama dengan resolusi tinggi untuk kebutuhan observasi bumi. Sebagai hasil dari deregulasi oleh Pemerintah AS, teknologi satelit pengintai dialihkan penggunaannya untuk sipil dalam bentuk satelit IKONOS ini, yang memiliki resolusi tinggi maksimal 82 ​​cm. IKONOS dapat melakukan pencitraan atau mendapatkan gambar dari seluruh dunia melalui multi sensor pankromatik dengan tingkat presisi yang tinggi, berikut spesifikasi Ikonos,
kelemahan nya adalah, sulitnya mendapatkan data yang uptodate, dengan masa pesanan yang cukup lama, tidak ada garansi bebas dari penutupan awan.
 
Peta Ikonos resolusi tinggi maksimal 0,82 ​​m
    3. Geoeye

GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.

Satelit GeoEye-1 dilengkapi dengan teknologi yang paling canggih yang pernah digunakan dalam sistem penginderaan jauh komersial mampu menghasil citra dengan resolusi spasial 0,41 meter pankromatik (hitam & putih) dan 1,65 meter citra multispektral. Satelit GeoEye-1 memiliki kemampuan mengumpulkan data citra hingga 700.000 kilometer persegi pankromatik (dan sampai 350.000 kilometer persegi pan-multispektral) citra per hari  ideal untuk proyek pemetaan skala besar. GeoEye-1 mengorbit bumi 15 kali per hari terbang di ketinggian 681 kilometer dengan kecepatan orbit sekitar 7,5 km / detik.
Peta Geoeye resolusi tinggi maksimal 0,41 m
   
    4. Satelit Worldview-2
WorldView-2 merupakan satelit penghasil gambaran permukaan bumi dengan resolusi spasial 0.5 m (untuk citra pankromatik) dan 1.8 meter (untuk citra multispektral pada keadaan nadir) atau 2.4 meter (untuk citra multispektral pada keadaan 200 off-nadir). WorldView-2 yang juga dimiliki oleh DigitalGlobe, diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009 dengan misi hidup sekitar 7.25 tahun. WorldView-2 dapat melakukan perekaman di permukaan bumi seluas 975 ribu km2 per hari-nya, serta dapat kembali ke tempat yang sama dalam waktu 1.1 hari. Dengan kemampuan seperti itu, WorldView-2 merupakan sumber data yang memberikan keadaan up-to-date dari suatu wilayah.
 
 Peta Geoeye resolusi tinggi maksimal 0,5 m

    4. Potret /Foto Udara
Potret atau foto udara (data yang direkam menggunakan wahana pesawat terbang dan bukannya satelit), mudah serta cepat diperoleh, dan tentu saja murah.
Kebutuhan akan data visual bukan lagi suatu hal yang sulit dewasa ini dan juga bukan suatu hal yang mahal, seperti penyedia data visual Ikonos, Quick bird, Geoeye-1 tersebut dan kami menawarkannya dengan penggunaan tehnologi Foto/Potret Udara. Penggunaan teknologi Foto Udara Small Format dengan UAV (unmanned aerial vehicle) lazim digunakan dalam berbagai pekerjaan inventarisasi sumberdaya alam di dunia pemetaan akhir-akhir ini.
Pemotretan udara berwarna tanpa awak  UAV (resolusi  0,2 meter berwarna) yang telah kita konsultasikan ke Kemenhut bahwa metode pemotretan dibolehkan karena hasil lebih tajam dan update. Hal ini disebabkan metoda ini memiliki beberapa keunggulan antara lain:
  • Biaya operasional yang  murah untuk area yang tidak terlalu luas,
  • Peralatan yang cukup portable, dan
  • Cepat untuk mendapatkan data
 
Peta Foto Udara Resolusi tinggi maksimal 0,2 m

B.  KEBUTUHAN DATA PETA RESOLUSI TINGGI BAGI DUNIA PERKEBUNAN

Selama data dan informasi perkebunan yang disajikan dalam bentuk angka dan teks sedangkan peta dalam bentuk manual atau skets-skets, maka berbagai informasi yang disajikan dalam alur tersebut sangat tidak efisien dan membutuhkan SDM dan Dana yang tidak sedikit,  tetapi dalam alur informasi yang mengadopsi sistem GIS, informasi  sudah di plot dalam kerangka perencanaan dan penyajian yang sistematis seperti ilustrasi berikut :

  • ·       Penutupan Lahan
  • ·       Perencanaan Penanaman
  • ·       Sensus Tanaman
  • ·       Pengelolaan dan Monitoring Penanaman
  • ·       Perencanaan Perawatan/Maintenance
  • ·       Pengelolaan dan Monitoring Perawatan
  • ·       Perencanaan Panen
  • ·       Pengelolaan dan Monitoring Panen
  • ·       Monitoring biaya operasi
  • ·       Monitoring pendapatan hasil Panen
  • ·       Informasi penyediaan hasil panen
  • ·       Pengelolaan Distribusi dan Angkutan/traksi
  • ·       Perencanaan, Pengelolaan, Monitoring Sarana dan Prasarana

Data adalah suatu informasi yang sangat mendasar dalam pemanfaatan tehnologi GIS terutama dalam perancangan prototipe sistem GIS yang akan dibangun, informasi dasar berupa data  dibentuk dari keseragaman informasi yang telah ada di perusahaan perkebunan saat ini, masih banyak dunia perkebunan memanfaatkan dari data yang bersifat manual disajikan dengan tingkat akurat yang rendah, sehingga menjadi tidak efektif dan efisien, berikut ilustrasi administrasi kebun
Data peta citra yang dibutuhkan adalah dengan akurasi tinggi, cepat, uptodate, murah, dan tanpa  penutupan awan, serta terintegrasi dengan GIS, diantara beberapa alternatif penyedia data citra resolusi tinggi tersebut, yang paling baik adalah citra foto udara, selain keunggulan diatas, produk ini adalah produk dalam negeri

C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud disusunnya Term Of Reference (TOR) Penggunaan Data Potret/Foto Udara Resolusi Tinggi ini adalah memberikan gambaran atau penjelasan alternatif dari penyedia data peta resolusi tinggi lainnya  seperti, satelit Ikonos, Quickbird maupun Geoeye-1,  tentang rencana penggunaan atau pemanfaatan data citra  resolusi tinggi (high resolution) oleh Perusahaan Pengguna.
Tujuannya yang ingin dicapai adalah dengan biaya yang murah, dan ter-baru-kan/uptodate tanpa adanya hambatan penutupan awan dan lamanya waktu proses order serta pelaksanaan pekerjaan dalam pengambilan data citra resolusi tinggi tersebut, sehingga pekerjaan dapat segera dilakukan seperti teridentifikasinya pola-pola penggunaan dan pemanfaatan lahan eksisting sebagai dasar penyusunan data spasial berkelanjutan yang uptodate yang dapat menggambarkan sejauh mana perubahan kondisi areal.

D.    CAKUPAN WILAYAH KERJA
Tingkat ketelitian suatu pekerjaan Pelaksanaan Pemotretan Udara ditentukan oleh ketersediaan waktu, tenaga, alat, sarana, sumber data serta kemampuan teknologi dan kapabilitas tenaga ahli  dalam memahami  kondisi  lingkungan alam dalam waktu  yang  sangat terbatas. Tingkat ketelitian juga berhubungan erat dengan rencana kegunaan dari data hasil survey tersebut.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut diatas, maka pada tahap ini pelaksanaan pekerjaan pemotretan udara dilakukan dalam cakupan minimal luas wilayah 1.000 Ha, 2,000 Ha dan seterusnya, kemudian selanjutnya berdasarkan peta dasar yang di serahkan oleh pihak pengguna jasa untuk di laksanakan pekerjaan pemotretan udara.

E. KEBUTUHAN DAN AKUISISI DATA
Kebutuhan data adalah berasal dari pengambilan data peta melalui potret udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak UAV (resolusi  0,2 meter), sementara akuisisi data berasal dari data perkebunan yang akan disesuaikan dengan output dari potret udara untuk kebutuhan pengguna.

II.  PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. KALIBRASI KAMERA
Kalibrasi Kamera Digital. Metoda Simple Grid Dot atau Ceilling Kontrol Obyek. Pembuatan Peta Rencana Jalur Terbang. Pemotretan Udara dengan Kamera Digital dan UAV Dengan Resolusi Mak 0,2M, Ukuran Pixel  (Ground Pixel Resolution) 0.15M,  Tinggi Terbang 250-350 m tergantung ketinggain groundGround Control dengan BM dan Pre Mark  dengan ketelitian  ± 5 mm  Overlap 50% dan Sidelap 30%

B. WAHANA PESAWAT
Wahana UAV (Unmanned Aerial Vehicle)/Pesawat Tanpa Awak dan   dikendalikan dengan  Autopilot/RPV, Digital Kamera resolusi Tinggi terkalibarsi. Sistem Navigasi PeSistem Penentu Posisi (GPS Geodetik) untuk Ground Control Point
 

  • Jenis Pesawat          FlyWing Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vihicle)
  • MTOW                     2 Kg
  • Max Payload             300 gram
  • Wingspan                1200 mm
  • Engine                    Elektrik Brushless motor
  • Power                    Baterai Li Po 3S -5000 mAh  11.1 V
  • Max Speed              80km/jam.
  • Operation speed      60-70km/jam.
  • Endurance               25 mnt
  • Take off                  Hand Launch
  • Landing                        Rumput, jalan tanah dan net landing.

C. SOFTWARE DAN HARDWARE PENGOLAHAN DATA
Dalam rangka pengolahan data potret udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak UAV (resolusi  0,2 meter) menggunakan peralatan/software  adalah sebagai berikut :
  • Komputer dengan spesifikasi : CPU : Core i7, HDD 1 T, Ram 4 Gb dst.
  • Software Photogrametry : Agishoft, Enzo Mosaic UAV, Calcam, Seamline Editor
  • Software Pemetaan : Arcgis 9.3 dan Arcview 3.3
  • Peralatan Pencetak Data : Plotter A0 with HDD, Printer A3 dst.

D. SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk melakukan pekerjaan pengambilan potret udara menggunakan pesawat tanpa awak UAV (resolusi  0,2 meter), jumlah tenaga / SDM yang dimiliki sebanyak 3 (empat) orang dengan lama pekerjaan sebagai berikut
•    Untuk 1.000 ha,   Pemotretan 1 sd 3 hari, proses data 5 hari
•    Untuk 3.000 ha,   Pemotretan 2 sd 5 hari, prose data 10 hari.
•    Untuk 10.000 ha, Pemotretan 7 sd 14 hari, proses data 20 hari. Dst


E. PENGOLAHAN DATA

Pada tahap ini, pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pengumpulan dan pengolahan data, melakukan koordinasi dan konsultasi dengan seluruh team yang membantu pelaksanaan pekerjaan.  Setelah data dan informasi terkumpul, pekerjaan selanjutnya dilakukan pembuatan disain database dan peta.
Pekerjaan berikutnya adalah melakukan analisis terhadap peta dan database serta melakukan revisi sesuai dengan kebutuhan.  Pembuatan peta dan database perkebunan dilakukan sesuai dengan disain yang telah dibuat.  Software yang digunakan dalam bagian  Photogrametry yaitu  Agishoft, Enzo Mosaic UAV, Calcam, Seamline Editor
Sementara untuk pembuatan peta dan untuk menampung dan mengelola data spasial dan tabular adalah ArcGIS versi 9.3 dan ArcView versi 3.3.  serta software pendukung lainnya.
Untuk memudahkan analysis data foto udara, dilakukan identifikasi obyek, seperti,  composite, mosaic,  interpretasi citra, dan lain sebagainya agar data citra dapat di tampilkan dalam format GIS.

F. OUTPUT
Proses pekerjaan pengambilan data potret udara dengan output hasil pengambilan yang telah melalui proses Geografi Information Sistem berupa peta skala 1 : 1.000 dan Peta Skala 1 : 5.000. Ukuran dan bentuk  atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan lereng dapat digambarkan secara detail dengan potret udara dan dengan menggunakan penghitungan dan analisa software GIS. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek pada foto udara dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala yang terdapat pada foto udara.

III. PEMANFAATAN DATA CITRA POTRET UDARA
A.    PEMANFATAAN DATA POTRET UDARA PERKEBUNAN
Peta Potret udara yang dihasilkan berupa informasi yang harus diolah dan dikembangkan lagi agar menjadi data data yang diperlukan bagi perkebunan.  Data dan informasi yang disajikan pada peta dan database secara garis besar adalah :

  • Data/Peta Topografi (Kontur tajuk)
  • Data/Peta Luasan Areal Tanam dan Non Tanam dalam blok blok,  
  • Data/Peta Penutupan lahan lingkungan;
  • Data/Peta Sarana dan prasarana seperti kantor kebun, afdeling 
  • Data/Peta Infrastruktur, baik jalan, maupun parit,

B. BIMBINGAN DAN PELATIHAN
Bimbingan dan pelatihan akan diberikan kepada pelaksana tugas/operator perkebunan agar dapat memanfaatkan data potret udara tersebut secara maksimal dan optimal

Pelatihan Pemetaan GIS

BIDANG USAHA

PELATIHAN PEMETAAN





Perusahaan perkebunan dewasa ini memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, karena komoditas ini merupakan salah satu andalan sumber devisa non migas, beberapa data yang dapat disampaikan disini adalah, untuk laju pertumbuhan pembangunan perkebunan kelapa sawit di Indonesia relatif sangat pesat dimulai pada tahun 1969 dimana untuk luasan areal sawit hanya 119,5 ribu ha dengan produksi 189 ribu ton, dan pada tahun 1995 terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit menjadi 2,025 juta ha, dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 2,7 juta ha dengan harapan mampu menyamai produksi minyak sawit (CPO) malaysia sebesar 9,9 juta ton minyak

Kondisi perkebunan kelapa sawit yang sangat luas dan tersebar di berbagai lokasi yang berjauhan berdampak pada volume data serta informasi yang besar dan kompleks yang selalu terkait dengan informasi  spasial (geografis). Ada bebarapa faktor yang penting dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang efektif diantaranya adalah ketersediaan informasi yang akurat dan memadai untuk kegiatan perkebunan. 

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi spasial, dibutuhkan informasi dari pengambilan data melalui pemanfaatan photo udara, Citra Landsat maupun Citra Ikonos yang di integrasikan dengan informasi yang ada di lapangan maupun data sekunder di perusahaan. Dengan memanfaatkan  sistem informasi spasial (geografis) proses pengambilan beberapa keputusan yang diperlukan oleh devisi devisi operasional di perusahaan akan sangat terbantu  seperti proses perencanaan, pemeliharaan dan pengawasan, dan tujuan dari pemanfaatan tekhnologi GIS dalam membantu  meningkatkan kinerja perusahaan  dimasa yang akan datang.

ArcView GIS adalah perangkat lunak yang mudah dipelajari dan mudah untuk digunakan dan mempunyai kemampuan yang powerfull flexible dan intuitif. ArcView GIS adalah perangkat lunak yang unik  mudah untuk aplikasinya dan dengan cepat dapat dikuasai dalam aplikasi kebutuhan kerja.  ESRI sebagai produsen Arc View GIS juga menawarkan satu deretan opsional berupa ekstension untuk ArcView GIS dalam memudahkan aplikasi sumber data dan dapat di tampilkan dan  dapat pergunakan apabila diinginkan sesuai dengan karakteristik sumber data terutama untuk analisa data. ArcView GIS software adalah pelopor dalam pemecahan dan solusi terhadap analysis dalam pemetaan.  ArcView GIS salah satu solusi yang terpopuler dalam dunia pemetaan dan telah lebih dari 500.000 copied dipergunakan di seluruh dunia.

Dengan  ArcView GIS kita dapat berkreasi dengan dinamis terhadap  peta peta yang dibuat dan secara intelektual dengan cara memanfaatkan tampilan dan sumber data yang dapat di overlaykan dengan beberapa platform computer. ArcView GIS memuat tools dan data yang dapat dipergunakan kapan saja dalam membentuk platform dan seni pemetaan. Arcview GIS bekerja dengan tabulasi database yang bekerja sendiri dan dapat di aplikasi dengan system MS Excell.

ArcView GIS adalah perangkat lunak yang unik  mudah untuk aplikasinya dan dengan cepat dapat dikuasai dalam aplikasi kebutuhan kerja.  ESRI sebagai produsen Arc View GIS juga menawarkan satu deretan opsional berupa ekstension untuk ArcView GIS dalam memudahkan aplikasi sumber data dan dapat di tampilkan dan  dapat pergunakan apabila diinginkan sesuai dengan karakteristik sumber data terutama untuk analisa data.Ekstension opsional pendukung arcview

B. PEMANFAATAN TEHNOLOGI GIS BAGI PERKEBUNAN
Maksud dan tujuan  dalam memanfaatkan tekhnologi GIS adalah untuk membangun informasi geografis yang disesuaikan dengan berbagai kondisi dan kebutuhan perusahaan, terutama dalam beberapa hal seperti pemanfaatan data spasial untuk mengembangkan sistem informasi, data serta pengintegrasian data spasial dengan data non spasial yang saling berkaitan

Selama data dan informasi perkebunan yang disajikan dalam bentuk angka dan teks sedangkan peta dalam bentuk manual atau skets-skets, maka berbagai informasi yang disajikan dalam alur tersebut sangat tidak efisien dan membutuhkan SDM dan Dana yang tidak sedikit,  tetapi dalam alur informasi yang mengadopsi sistem GIS, informasi  sudah di plot dalam kerangka perencanaan dan penyajian yang sistematis seperti;
  • Perencanaan Penanaman
  • Pengelolaan dan Monitoring Penanaman
  • Perencanaan Perawatan/Maintenance
  • Pengelolaan dan Monitoring Perawatan
  • Perencanaan Panen
  • Pengelolaan dan Monitoring Panen
  • Monitoring biaya operasi
  • Monitoring pendapatan hasil Panen
  • Informasi penyediaan hasil panen
  • Pengelolaan Distribusi dan Angkutan/traksi
  • Perencanaan, Pengelolaan, Monitoring Sarana dan Prasarana
Data adalah suatu informasi yang sangat mendasar dalam pemanfaatan tehnologi GIS terutama dalam perancangan prototipe sistem GIS yang akan dibangun, informasi dasar berupa data  dibentuk dari keseragaman informasi yang telah ada di perusahaan perkebunan saat ini, dari data yang bersifat manual disajikan menjadi bentuk data digital dan di ubah dalam bentuk data spasial keruangan maupun data grafis (atribut dan kode-kode). Disini penulis mencoba memberi gambaran ilustrasi pada pola perencanaan sistem yang terintegrasi pada 3 (tiga) Departement yakni Survey and Planning Departement, Agronomi Department, serta Traksi/Tekhnic Depertment.
Kebutuhan data dalam perancangan prototipe GIS dapat diilustrasikan antara lain meliputi
-   Divisi Planning and Survey Department
  •  Peta Kesesuaian Lahan
  •  Peta Tata Ruang (Blok, Afdeling)
  •  Peta Topografi
  •  Peta Infrastruktur Transportasi
  •  Peta Prasarana Umum dan Prasarana Sosial
  •  Peta Pengairan/Drainage
-  Divisi Agronomi Department
  • Data/Peta Sebaran Tanaman
  • Data Perlakuan Pemupukan terhadap tanaman
  • Perencanaan dan Monitoring Pemupukan
  • Data/Peta Perawatan Tanaman (Piringan dan Gawangan)
  • Data/Riwayat Serangan Hama
  • Data Pola Penanggulangan serangan hama
-  Perencanaan dan Monitoring Panen
  •  Peta tingkat Produksi
  •  Data Pemungutan Hasil Panen
  •  Data Perawatanan tanaman pasca panen (pruning)
  •  Data Kebutuhan SDM
-  Devisi Tehnik (Traction)
  •  Data Pengangkutan Hasil Panen
  •  Data Penggunaan Alat Berat dan Alat Transportasi
  •  Data/Peta Jalur Sarana dan Prasarana Angkutan
Untuk kebutuhan data lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan antar departement dan atau melakukan perubahan terhadap kebutuhan data yang akan ditampilkan dan dibutuhkan oleh manajemen dalam menganalisa kemajuan kebun.
Kebutuhan Data yang akan di tampilkan harus segera di simpulkan sedetail mungkin arah dan tujuan data  dan dapat di kordinasikan dengan perancang system, agar system yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk jangka panjang, sehingga dapat mempercepat alur informasi nantinya.

C. TEHNIK PEMETAAN
Dalam era kemajuan tehnologi yang serba komputerisasi, pembuatan peta tidak lagi membutuhkan waktu yang lama, biaya yang tinggi dan akurasi yang sering dipertanyakan, dan dengan tehnologi GIS pembuatan peta dapat cepat tersaji, tingkat akurasi yang baik, dan tingkat koreksi yang kecil. Beberapa sistem pemetaan yang mendukung program dan sistem GIS antara lain : Autocad Maping, Arc View, Arc Info, Map Info dan lain sebagainya. Data dari lapangan berupa data digital GPS dapat di down load langsung serta dapat di overlaykan dengan peta peta kerja lainnya, melalui langkah-langkah dalam proses pemetaan.

Peta merupakan sarana pokok yang harus dimiliki oleh setiap wilayah/daerah, atau dalam hal ini perusahaan perkebunan, untuk memungkinkan pelaksanaan tertib penyelenggaraan administrasi dengan baik, yang mencakup luas areal, (Blok, Afdeling, Estate, dan lain sebagainya), disamping peta juga mampu menunjukan posisi dan letak suatu bangunan, juga kondisinya.

       1. Persiapan Data Sekunder :
Penyediaan bahan antara lain; peta dasar, peta kerja yang selanjutnya dilakukan digitasi serta data citra landsat liputan terbaru yang bersumber dari LAPAN Jakarta. Pembuatan peta penafsiran RBI dan citra landsat.

      2. Pembuatan Peta
Pembuatan peta dilakukan dengan teknologi Geographic Information System  (GIS) yaitu dimulai  dengan mempersiapkan peta dasar yang berbentuk digital antara lain :
Peta Lampiran (Peta Rancangan dari Dinas dan Instansi terkait) pada saat penentuan peruntukan areal. Peta Rupa Bumi (RBI) merupakan peta standard yang di terbitkan oleh Bakosurtanan sebagai dasar acuan pembuatan peta penggunaan atau peta peta lainnya.
Peta RTRWP/RTRWK digunakan sebagai acuan menyajikan batas batas arahan penggunaan lahan. Peta Citra Landsat (satelit) Liputan terbaru Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) Jakarta.

Data Waypoint hasil pengambilan Ground Check di lapangan dengan perangkat GPS, Berupa Koordinat UTM maupun Decimal Degrees Kemudian data waypoint hasil pengambilan di lapangan di overlaykan dengan peta dasar dan  diproses secara digital untuk menghailkan menghasilkan peta perpaduan (over lay) baru, dengan memberi beberapa infformasi yang diperlukan, sehingga di dalam peta tersebut sudah termuat batas-batas  beserta deskripsi berupa keterangan (legenda).

D. SILABUS PELATIHAN PEMETAAN
Pelatihan Pemetaan Arcview, adalah salah satu pemetaan dengan menggunakan salah satu perangkat GIS yang tersedia saat ini, seperti, Arcinfo, Mapinfo, Autocad, ArcGis, Arcview dan lain sebagainya. Disini Kami melaksanakan pelatihan GIS dengan menggunakan system Arcview GIS serie 3.3
 Penjelasan Mengenai Materi Pelatihan.
  • Setiap Peserta mendapatkan system Arcview serie yang memang dapat dipergunakan,
  •  dilengkapi dengan extension tools yang compatible dengan arcview.
  • System Garmin Map Source untuk membaca GPS dan converting file yang bias di baca dalam system 
  • Materi Pelatihan dalam bentuk ebook yan telah kami susun secara sistematis
  • Penjelasan langkah langkah dalam ebook yang ditampilkan dalam presentasi
  • Peserta diberi Material latihan berupa Citra Landsat, Rupa Bumi maupun RTRWP,
  • juga peta hasil digitasi yang ada seperti Peta Kabupaten, Peta Propinsi di Indonesia, Peta Kontur dsb

E.  MATERI PELATIHAN
Materi Pelatihan di fokukan untuk pemanfaatannya bagi dunia perkebunan agar data yang ditampilkan berupa peta peta sesuai dengan tingkat kebutuhan devisi masing masing, adapun materi yang disajikan
  • Pengenalan GIS
  • Pengenalan dan operational GPS
  • Materi Pemetaan
  • Pengenalan Introducing
  • Starting and Setting
  • Geokoreksi
  • Pembuatan Theme
  • Bekerja Dengan Theme
  • Geo Processing Wizard
  • Memanfaatkan citra Digital
  • Layout dan Pencetakan
  • Peta 3 Dimensi
  • Pengenalan GPS
  • Memasukkan data Dari GPS
  • Beberapa Fungsi Lain
  • CD software
  • Power Point Penjelasan Penggunaan Arcview ebook

Semua materi pelatihan di sesuaikan dengan kondisi kebun yang sebenarnya, dengan pola pelatihan interactif dan solusi pemecahan yang terjadi dilapangan, agar lebih mudah di aplikasikan pada pekerjaan nantinya.